Turut hadir sebagai tamu undangan adalah Kadis Pariwisata Muhammad Hamam Sholeh, AP, Komite Sekolah Imran Simanjuntak, M.A dan Pengawas Rika Rani, M.Pd. Kepala Tatausaha Eliyasari Siregar, S.Pd, M.Si, Ibu Darmawanita MAN Pematangsiantar Reni Rosaifa Simanjuntak, Yuni Hartika, S. Pd dan Sherly Suryani, S.Pd selaku guru seni budaya menjadi juri dalam pentas budaya tersebut. Kehadiran mereka menambah gemerlap acara tersebut.
Lintong Sirait, S.Ag , selaku Kepala MAN Pematangsiantar, menyatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari komitmen sekolah untuk memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada siswa. "Dengan menghadirkan berbagai etnis, kami berharap siswa dapat lebih menghargai keragaman budaya Indonesia," katanya.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi 11 etnis yang berbeda untuk menampilkan kekayaan budaya mereka. Simalungun, Angkola, Melayu, Karo, Jawa, Aceh, Nias, Mandailing, Batak Toba, Phakpak, dan Minangkabau, masing-masing etnis menghadirkan tarian, musik, dan pementasan adat pernikahan yang memukau.
Pentas Taman Budaya ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk mendalami dan menghargai keberagaman budaya Indonesia. Melalui pengalaman ini, para siswa MAN Pematangsiantar dan masyarakat yang turut hadir dapat memperdalam pemahaman mereka tentang kekayaan budaya negeri ini.
Lebih dari sekadar hiburan, Pentas Taman Budaya MAN Pematangsiantar menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman budaya. Dengan memperkuat pemahaman akan kearifan lokal, sekolah ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang prestasi akademis, tetapi juga pembentukan karakter dan toleransi yang tinggi.
Acara ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat menjadi kekuatan yang menghubungkan dan memperkaya kita semua. Semoga kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan sebagai upaya untuk membangun bangsa yang maju dan berbudaya. (AU)